Penghulu adalah orang yang emmimpin sebuah kaum atau persukuan. Memiliki seorang penghulu dalam suatu kaum atau persukuan di Minangkabau adalah merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Dengan adanya penghulu harga diri mereka lebih naik, gengsi dari persukuan tersebut lebih bagus. Mereka mau menghabiskan uang, waktu dan tenaga untuk mengangkat seorang penghulu. Penghulu diambil dari anak laki-laki keturunan ibu karena Minangkabau adalah matriakat. Mereka harus memiliki kemampuan berbicara, cerdik dan bisa mengayomi kaum.

Usaha untuk meregenerasi penghulu mereka tersebut diadakanlah Batagak Panghulu batagak penghulu adalah sejenis upacara secara adat dalam pembentukan penghulu tersebut, dimana sebelumnya diadakan musyawarah menetapkan pemuda mana yang tepat untuk menjadi pemimpin mereka. Setelah kata mufakat tercapai, maka diadakan upacara atau perayaannya. Untuk mengangkat penghulu tersebut, ada beberapa bentuk upacaranya yang dilaksanakan. Bentuk upacara batagak panghulu tersebut tergantung dari keadaan dari penghulu sebelumnya. Bentuk-bentuk Batagak Panghulu adalah sebagai berikut:

1. Manggungguang Mambao Tabang

2. Hiduik Bakarelahan

3. Mambangkik Batang Tarandam

4. Mangombang Nan Talipek.

Dimana setiap bentuk tersebut lebih sering dilaksanakan, daripada jenis lain yang tak disebutkan pada rincian ini.

1. Manggungguang Mambao Tabang

Bentuk batagak panghulu yang ini dipergunakan apabila suatu kaum baru mendapatkan leluhur mereka di suatu tempat. Dimana di tempat tersebut kaum mereka sudah ada penghulunya, sementara di tempat yang baru masih menyandar sama kaum lain yang ada penghulunya. Dan juga di tempat leluhur mereka tersebut keturunan untuk melanjutkan penghulunya sudah habis atau punah, maka kaum tersebut membawa gelar sako atau gelar penghulu tersebut ke tempat baru.

2. Hiduik Bakarelahan

Bentuk batagak panghulu ini adalah apabila penghulu suatu kaum tersebut sudah renta dan tak bisa beraktifitas lagi, atau penghulu mereka mendapat kecelakaan sehingga tidak bisa menjalankan roda kepemimpinannya. Sehingga penghulu tersebut dalam masa jabatannya merelakan kepada adik laki-lakinya, atau kemenakan laki-lakinya, atau bisa juga sama cucu laki-lakinya dalam satu ranji keturunan. Tetapi penghulu tersebut belum meninggal dunia, cuma tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya seorang pemimpin.

3. Mambangkik Batang Tarandam

Bentuk batagak panghulu yang ini adalah apabila terjadi kevakuman pimpinan, artinya penghulu yang lama meninggal dunia, lalu tidak ada dilewakannya calon pengganti penghulu tersebut waktu penghulu tersebut mau dikuburkan. Artinya kaum tersebut tidak memiliki penghulu untuk menjalankan roda kepenghuluan kaum mereka. Lalu ketika adanya upacara batagak panghulu besar-besaran, atau pun mau melaksanakan sendiri, maka dicarilah laki-laki dari kaum tersebut yang mau menjadi penghulunya.

4. Mangombang Nan Talipek.

Dan bentuk keempat adalah apabila ketika penghulu suatu kaum meninggal dunia, lalu dilewakanlah siapa calon pengganti penghulu tersebut, sebelum beliau dimakamkan. Tetapi karena faktor anak laki-laki tersebut masih kecil, belum mengerti dengan urusan kepenghuluan, maka pengangkatan penghulunya dilaksanakan ketika mereka sudah akil baligh